Catatan Bank Indonesia menyatakan bahwa kinerja ekonomi Indonesia pada tahun ini cukup stabil. Hal itu membuat keyakinan pada tahun depan masih bisa terjaga baik.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan, kinerja tersebut memberikan optimisme bahwa prospek ekonomi pada 2020 tetap terjaga, untuk menjadi momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Inflasi rendah sekitar 3,1 persen pada akhir 2019, dan akan tetap terkendali sesuai sasaran 3,0 plus minus 1 persen pada 2020,” kata Perry di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 28 November 2019.
Perry menyebut, sepanjang 2019 ini nilai tukar rupiah juga terus menguat. Sehingga pada 2020 mendatang rupiah diprediksi masih akan bergerak stabil sebagaimana prediksi serupa terhadap stabilitas sistem keuangan.
“Kredit perbankan yang tumbuh terbatas pada 2019 akan meningkat pada 2020, sejalan turunnya suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi,” ujar Perry.
Dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia diyakini Perry juga akan semakin baik, di mana transformasi ekonomi menurutnya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dengan penurunan defisit transaksi berjalan dan rendahnya inflasi.
Namun, Perry tak lupa mengingatkan soal sejumlah fakta yang dinilai telah memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia selama 2019, dan menjadi karakteristik pertumbuhan ekonomi domestik serta menjadi tantangan ke depannya.
“Pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada 2019. Kemungkinan di tahun 2020 kondisi ini belum pulih, sehingga patut diwaspadai,” kata Perry.
“Perang dagang kemungkinan masih berlanjut, sementara kebijakan moneter sendiri belum tentu selalu efektif dalam mengatasi dampak buruknya. Volatilitas arus modal asing dan nilai tukar di pasar keuangan global pun sepertinya masih akan berlanjut,” ujarnya.