Penurunan harga batubara turut menekan kinerja Batulicin Nusantara Maritim (BESS)

Penurunan harga batubara turut menekan kinerja Batulicin Nusantara Maritim (BESS)

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja perusahaan jasa transportasi laut batubara PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) mengalami tekanan sepanjang 2019.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Batulicin Nusantara Maritim Yuliana menjelaskan penurunan kinerja tersebut sejalan dengan tekanan pasar batubara sepanjang 2019. Dalam prospektus emiten berkode saham BESS ini dijelaskan bahwa mereka tidak melakukan penjualan batubara melainkan hanya mengangkut batubara.

Sehingga perubahan harga batubara tidak terkait langsung dengan pendapatan, akan tetapi fluktuasi harga batubara berpengaruh terhadap produksi batubara pelanggan yang diangkut oleh BESS.

Pada tahun 2018 terjadi peningkatan pendapatan yang disebabkan penambahan jumlah armada kapal dan peningkatan harga batubara. Pada tahun 2018, BESS mengangkut 12,2 juta ton meningkat signifikan dari 2017 yang berkisar 2,1 juta ton.

Lalu, penurunan harga batubara tahun lalu berdampak pada kinerja 2019 di mana periode per 31 Agustus 2019 BESS hanya mengangkut sekitar 6,9 juta ton.

“Karena kita menganut kebersamaan dengan pelanggan, karena harga batubara terlalu turun kita nego supaya bisa maju bersama-sama sehingga kita kasih diskon supaya bisa bertahan,” jelas Yuliana, Senin (9/3).

Per kuartal III-2019, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 206,39 miliar atau turun 22,92% secara tahunan (yoy) dari Rp 267,75 miliar. Penurunan tersebut disebabkan adanya penurunan harga batubara.

Jumlah pendapatan tersebut berasal dari pihak ketiga sebesar Rp 211,29 miliar dan sebesar Rp 2,26 miliar dari pihak berelasi. Mitra besar yang menyumbang lebih dari 10% total pendapatan adalah PT Tanah Bumbu Resources sebesar Rp 76,18 miliar, PT Angsana Jaya Energi sebesar Rp 62,24 miliar, dan PT Sungai Danau Jaya sebesar Rp 45,9 miliar.

Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba tahun berjalan BESS tercatat mengalami penurunan 36,93% dari Rp 64,38 miliar menjadi Rp 40,61 miliar.

Di sisi lain perusahaan tercatat memiliki aset sebesar Rp 585,86 miliar terdiri dari utang sebesar Rp 356,21 miliar dan ekuitas sebesar Rp 229,65 miliar. Dus, return of asset (ROA) tercatat sebesar 6,93% turun dari posisi akhir Desember 2018 yang sebesar 30,46%. Sedangkan return of equity (ROE) tercatat 17,68% turun dari posisi 31 Desember 2018 yang sebesar 65,16%.

Lalu rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) tercatat 1,55 kali naik dari posisi 31 Desember 2018 yang sebesar 1,14 kali dan debt to aset ratio (DAR) tercatat 0,61 kali naik dari posisi 31 Desember 2018 yang tercatat 0,53 kali.

Tahun ini BESS masih akan fokus menggarap pasar di Tanah Bumbu. Pasalnya, kata Yuliana, potensi batubara di wilayah tersebut mencapai 30% dari total kapasitas batubara nasional.

Dari jumlah tersebut, pangsa pasar BESS masih sekitar sepertiganya saja. “Jadi masih luas sekali kalau mau ekspansi ke depan,” jelas dia.

Did You Like This Post? Share it :